membangun rasa kebangsaan melalui aktivitas sosial mahasiswa
Membangun rasa persahabatan melalui aktivitas sosial siswa
Penelitian ini Mengkaji pengalaman pribadi siswa dalam menginternalisasi nilai persahabatan melalui partisipasi aktif dalam aktivitas sosial. Nilai persahabatan, yang mencakup cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan pada Pancasila sebagai ideologi negara, dan rela berkorban untuk bangsa, seringkali menjadi konsep yang abstrak. Melalui refleksi atas kegiatan nyata seperti pengabdian masyarakat, keralawanan bencana, dan interaksi dengan berbagai komunitas, ditemukan bahwa aktivitas sosial berfungsi sebagai empiris untuk menumbuhkan dan memperkuat nilai-nilai tersebut. Keterlibatan sosial bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi merupakan landasan praktis bagi pembentukan karakter kebangsaan yang utuh dan siap berkontribusi pada kemajuan bangsa, yang merupakan komponen esensial dalam portofolio sikap pelajar.
Kata kunci
Nilai Kebangsaan, Aktivitas Sosial, Mahasiswa, Portofolio Sikap, Pengabdian Masyarakat.
Pendahuluan
Sebagai generasi penerus bangsa,mahasiswa memegang peranan dalam menjaga dan mengembangkan nilai kemanusiaan. Nilai ini yang mencakup cinta tanah air, kesadaran berbangsa,dan rela berkorban adalah landasan bagi integritas dan persatuan. Namun, nilai-nilai ini tidak hanya bersifat teoritis, dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Mencakup aktivitas sosial mahasiswa mulai dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Artikel reflektif merupakan bagian awal dari portofolio sikap pribadi, yang bertujuan untuk memaparkan bagaimana keterlibatan aktif dalam masyarakat telah membentuk dan memperkuat pemahaman serta komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan dalam diri penulis. Refleksi fokus pada dinamika interaksi, tantangan, dan pembelajaran yang diperoleh dari lapangan.
Permasalahan
Permasalahan utama dalam narasi ini adalah Bagaimana pengalaman empiris melalui aktivitas sosial dapat secara efektif menjembatani perpaduan antara pemahaman konsep nilai persahabatan dengan praktik nyata, sehingga nilai-nilai tersebut terpatri menjadi sikap dan karakter yang permanen dalam diri siswa? Penulis percaya bahwa refleksi atas aksi sosial adalah kunci untuk menjawab permasalahan ini dan menunjukkan otentisitas dari sebuah portofolio sikap.
Pembahasan
Aktivitas sosial telah menjadi laboratorium nyata untuk menguji dan memperkuat nilai kebangsaan. Nilai Cinta Tanah air seperti, tidak lagi sekedar mengibarkan bendera, melainkan tentang kepedulian terhadap kondisi ril di daerah masyarakat terpencil atau pinggiran kota. berpartisipasi dalam program pengabdian masyarakat di desa, menyaksikan langsung kekurangan infrastruktur pendidikan dan kesehatan, rasa cinta itu menjadi tanggung jawab untuk berkontribusi.
1. Praktik Kesadaran bernegara
Aktivitas kerelawanan bencana alam menunjukkan praktik nilai Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. Di lapangan, perbedaan suku, agama, atau latar belakang sosial (BhinnekaTunggal Ika) seolah hilang. Semua relawan, baik dari Aceh hingga Papua, bersatu dalam satu tujuan: membantu sesama warga negara yang tertimpa musibah. Pengalaman ini mengajarkan bahwa menjadi bagian dari bangsa ini berarti memiliki solidaritas tanpa batas dan memahami bahwa permasalahan satu daerah adalah permasalahan kolektif bangsa. Ini memperkuat pemahaman bahwa identitas nasional melampaui identitas sub-nasional.
2. Implementasi Pancasila dalam Interaksi
Interaksi dengan berbagai komunitas dalam aktivitas sosial juga menanamkan keyakinan pada Pancasila sebagai ideologi negara. Dalam musyawarah bersama warga, kami berupaya menerapkan demokrasi (sila ke4) dalam pengambilan keputusan proyek. Saat menghadapi konflik antarwarga, kami harus mengedepankan keadilan sosial ( sila ke5 ) dan musyawarah untuk mencapai mufakat. Keberagaman keyakinan yang saya temui mengajarkan pentingnya toleransi dan Ketuhanan yang Maha Esa, menunjukkan bahwa Pancasila adalah pedoman hidup yang sangat relevan dan aplikatif, bukan sekadar teks dalam buku.
Secara reflektif, kegiatan sosial mengubah pemahaman nilai kebangsaan dari hafalan menjadi identitas yang terintegrasi dalam perilaku sehari-hari. Aktivitas ini menyediakan konteks di mana nilai-nilai tersebut harus diterapkan untuk mencapai dampak nyata, sehingga menjadikan sikap ini berlandaskan pada bukti aksi, bukan sekadar klaim.
Kesimpulan
Keterlibatan aktif dalam aktivitas sosial adalah menanamkan nilai-nilai persahabatan. Pengalaman empiris di lapangan (pengabdian, kerelawanan, interaksi komunitas) berfungsi sebagai yang mengubah konsep teoritis menjadi sikap dan karakter yang melekat. Melalui aksi sosial, nilai-nilai seperti cinta tanah air, kesadaran berbangsa, keyakinan pada Pancasila, dan rela berkorban terwujud menjadi solidaritas, tanggung jawab, toleransi, dan dedikasi. Oleh karena itu, sikap portofolio yang dilandasi pada pengalaman sosial memiliki integritas yang kuat dan menunjukkan kesiapan siswa sebagai agen perubahan yang berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan.
Saran
Mahasiswa didorong untuk mencari dan memaksimalkan setiap peluang partisipasi sosial, bukan sebagai beban, melainkan sebagai investasi dalam pembentukan karakter kebangsaan yang utuh dan praktis.
Penyusunan Portofolio Sikap sebaiknya tidak hanya mencatat aktivitas, tetapi juga memuat narasi reflektif yang mendalam tentang bagaimana nilai persahabatan diinternalisasi melalui interaksi dan tantangan yang dihadapi.
Daftar Pustaka
Materi Pembelajaran 1: Nilai Kebangsaan (Disarikan dari materi ajar [Nama Mata Kuliah/Lembaga jika ada, atau sebut saja 'Materi Pembelajaran Internal'] yang relevan dengan pokok bahasan).
Kaelan. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma. (Sebagai referensi konteks Pancasila dan Ideologi Negara).
Ramdhani, A. (2018). Implikasi Pendidikan Karakter Kebangsaan Terhadap Generasi Muda. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. (Sebagai penanda pentingnya aksi dan karakter dalam konteks kebangsaan).
Komentar
Posting Komentar